Rabu, Januari 02, 2008

Minyak Mentah Sentuh Harga US$ 100 Per Barel

Untuk pertama kalinya, minyak mentah menyentuh harga US$ 100 per barel pada perdagangan di New York Mercantile Exchange kemarin (2/1).
Kekerasan di Nigeria, Algeria, dan Pakistan serta melemahnya nilai mata uang dolar Amerika Serikat menjadi pemicu kenaikan harga tersebut. Akibatnya, harga saham di lantai bursa New York menurun. Indeks Dow Jones turun 220,86 poin (1,67 persen) ke level 13.043,96. Nasdaq turun 42,65 poin (1,61 persen) di posisi 2.609,63. Indeks S&P 500 turun 21,20 (1,44 persen) ke level 1.447,16.
Negara produsen minyak yang tergabung dalam OPEC menyalahkan para spekulator yang mendorong kenaikan harga minyak ini. Mereka sependapat persediaan minyak masih memenuhi permintaan pasar untuk tahun ini.
Presiden AS George W Bush mengatakan ia tidak akan mengeluarkan kebijakan Strategic Petroleum Reserve (SPR) untuk menurunkan harga minyak. "Presiden tidak akan menggunakan SPR untuk memanipulasi harga minyak," ujar juru bicara White House Dana Perino seperti dikutip BBC kemarin. Karena SPR tidak akan membuat banyak perubahan untuk menurunkan harga tersebut.
Beberapa pelaku pasar percaya harga minyak akan semakin mahal dalam waktu dekat. "US$ 100 per barel hanyalah sebuah permulaan," ujar Zachary Oxman, senior trader dari Wisdom Financial, California. Ia menambahkan pasar akan melihat kenaikan harga minyak dan emas yang luar biasa pada tahun ini.

Tidak ada komentar: